Bismilahirohmanirahim
Assalmualikum, Wr.Wb
Disini saya coba menjelaskan mengenai Pembelajara Berbasis Laboratorium, yang saya angkat dari apa yang sudah saya rasakan, lihat dan praktikan sendiri,,,,
Perlu pembaca ketahui, bahwa dalam sebuah pembelajaran Fisika Laboratorium menjadi penunjang yang sangat penting untuk membentuk karakter dalam diri siswa, dalam sebuah laboratorium siswa seharusbya diajak untuk mampu membentuk dan menemukan sendiri pengalaman dari kegiatan praktikum (BUKAN MALAH MENJADI SYARAT !!!!!,, SAYA KATAKAN MENJADI SYARAT KARENA BANYAK DI SUATU INTASI YANG MEMILIKI LABORATORIUM YANG HANYA DIGUNAKAN KETIKA MENDEKATI UJIAN PRAKTIKU). Memang begitu sangat sulit menerapkan kebiasaan praktikum ,,,tapi jika kita bekerja sama dan memiliki niat yang ikhlas pasti akan menghasilakan siswa yang luar biasa,,,( Mengapa saya katakan seperti itu,,dari pengalaman saya,,,saya mengenal praktikum hhanya ketika kuliah saja,,,maka saya dapat membayangkan bagaiman jika siswa mulai dari SMP sudah dikenalkan dengan praktkikum maka ketika mereka menjadi seorang Mahasiswa atau Bahkan ketika masih SMA mereka akan mampu merancang atau menemukan sesuatu hal yang berguna bagi bangsa ini,,,,,,,
Dibawah Ini saya sajikan Pendapat dari beberapa ahli yang salah satunya juga merupakan dosen yang saya segani "Prof, DR. Karwono, M.Pd" setiap apa yang beliau katakan dalam bukunya merupakan fakta real yang itu memang terjadi yang dibubuhi dengan solusi yang cerdas
Karwono
dan Mularsih (2010:13) menyatakan bahwa:
Ada dua pendekatan untuk mengkaji
fenomena tentang belajar yaitu: (1) naturalistic observation (2) laboratorium,
harus diakui bahwa kedua pendekatan ini masing-masing mempunyai kelebihan dan
kelemahan. Muncul pendekatan yang menggabungkan kedua pendekatan tersebut
dengan cara mengkombinasikan observasi naturalistik dan eksperimen di
laboratorium. Artinya observasi dilakukan pada langkah awal di lapangan,
mengkajinya secara mendalam dan rinci di laboratorium, selanjutnya mengamati
fenomena itu lagi di lapangan dengan pemahaman yang lebih luas yang diperoleh
dari percobaan di laboratorium.
Wirjosoemarto, dkk (2000:40,43) menyatakan
bahwa:
Laboratorium diartikan sebagai suatu
ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau penelitian” dalam pembelajaran
sains keberadaan laboratorium sangat penting karena di dalamnya terdapat
sejumlah alat-alat dan bahan praktikum yang digunakan dalam proses belajar
mengajar sains di sekolah. Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu
ruangan laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses
belajar mengajar IPA. Laboratorium jenis ini dikenal sebagai science classroom-laboratory. Kelebihan
jenis laboratorium ini bersifat multi guna. Di dalam pembelajaran sains,
laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas.
Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran sains
adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai kegiatan penunjang”
Widhy (2010) mengemukakan bahwa “Guru
perlu merancang pembelajaran sains yang berbasis laboratorium, artinya
pembelajaran konsep dilakukan bersamaan dengan kegiatan praktikum di laboratorium”.
Di sini guru harus bisa membuat perencanaan pembelajaran yang berbasis
laboratorium, namun tidak semua materi pembelajaran IPA fisika bisa dipraktikkan sehingga guru harus
menganalisis materi mana yang harus dibelajarkan di laboratorium.
Pengertian pembelajaran berbasis
laboratorium lebih diperkuat lagi oleh Margono (2000:06,08) yang menyatakan
bahwa:
Laboratorium
merupakan tempat yang penting dimana pengetahuan baru dihasilkan dan
divalidasikan dalam bentuk eksperimen ilmiah. Disamping itu Margono juga
menyatakan bahwa laboratorium juga merupakan tempat siswa dalam mendapatkan
kesempatan melakukan pengalaman langsung dalam memecahkan masalah yang diangkat
dari fenomena yang diamati atau teori yang mereka pelajari.
Maka dapat diambil sebuah pengertian
bahwa pembelajaran berbasis laboratorium adalah pembelajaran konsep sains yang
dipadukan dengan kegiatan praktikum di laboratorium untuk menumbuhkan
pengalaman langsung pada diri peserta didik dalam memecahkan masalah dari
fenomena dan teori yang dipelajari. Dalam hal ini guru harus mampu menganalisis
materi yang akan dipraktikumkan di laboratorium dengan alasan materi praktikum
yang lebih rumit dikerjakan di laboratorium sedangkan materi praktikum yang
lebih ringan dikerjakan bersamaan dengan proses pembelajaran.
mas boleh tanya apa judul buku yang ditulis di tulisan nya diatas??
ReplyDeletemas bisa minta daftar pustaka referensi buku2 diatas??
ReplyDelete